AsaKita.News, Bireuen, – Janji yang pernah terucap saat Ramadhan kini telah terwujud. Rialna Salsa, seorang siswa kelas X dari SMA Negeri 1 Juli, akhirnya menerima sepeda yang dijanjikan oleh Kacabdin Bireuen, Abdul Hamid. Bantuan sepeda ini merupakan bukti nyata dari komitmen Hamid untuk mendukung pendidikan siswa miskin di wilayahnya.
Kisah ini bermula pada bulan Ramadhan lalu, ketika Hamid mengadakan acara buka puasa bersama di rumah Rialna, yang berada di pedalaman Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen. Saat itu, Rialna baru saja lulus dari SMP dan menyampaikan impiannya kepada Hamid. “Saya ingin menjadi Kowad” ucap Rialna dengan penuh semangat. Mendengar tekad tersebut, Hamid spontan menjawab, “Bila Rialna Salsa mau sekolah, Bapak akan cari satu sepeda untukmu.” Ia pun langsung memperkenalkan Kepala Sekolah SMAN 1 Juli, Rahmawati, S.Pd., M.Pd., kepada Rialna, sebagai bentuk dukungan agar Rialna melanjutkan pendidikannya.
Rialna adalah anak dari pasangan Mahlizar, seorang tukang, dan Yanti, seorang ibu rumah tangga. Keluarga sederhana ini tinggal di Desa Seunebok Dalam, Kecamatan Juli. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya terbatas, semangat belajar Rialna tak pernah padam. Ia tetap gigih mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang Kowad, sebuah profesi yang diimpikannya sejak lama.
Setelah empat bulan menunggu, janji yang diucapkan Hamid akhirnya ditepati. Dengan memohon bantuan kepada Haji Mukhlis Takabeya, Hamid berhasil mendapatkan satu unit sepeda untuk Rialna. Penyerahan sepeda tersebut dilakukan pada Senin, 26 Agustus 2024, dalam acara Pramuka bertajuk “Temu Tokoh.” Acara tersebut dihadiri oleh Dr. Muzakkar A. Gani, mantan Bupati Bireuen, yang juga merupakan Ketua Kwarcab Pramuka Bireuen, serta Mukhlis Takabeya, seorang tokoh dan pengusaha terkemuka.
Dalam acara yang berlangsung meriah itu, Hamid bersama Mukhlis Takabeya dan Dr. Muzakkar menyerahkan sepeda kepada Rialna Salsa. Sepeda ini diharapkan dapat meringankan beban Rialna dalam menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah, serta memotivasi dirinya untuk terus belajar dan meraih cita-citanya menjadi seorang Kowad.
Rialna menyambut sepeda tersebut dengan penuh rasa syukur dan semangat. Ia bertekad untuk menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih impian besar. Sepeda yang kini dimilikinya bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga simbol harapan dan semangat juang untuk masa depan yang lebih cerah.