Asakita.news – Banda Aceh – Menjelang pemilihan kepala daerah tingkat provinsi Aceh, dua tokoh terkenal, Prof. Dr. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, MSc, PhD, IPU dan Tgk. H. Muhammad Yusuf bin A. Wahab (Tu Sop), muncul sebagai calon kuat. Keduanya berkomitmen untuk membawa perubahan signifikan bagi Aceh jika dipercaya memimpin provinsi tersebut.
Prof. Sanny, seorang akademisi dan teknokrat, memiliki rekam jejak panjang dalam dunia pendidikan dan penelitian. Sebagai guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan keahlian di bidang Seismologi Eksplorasi dan Rekayasa, ia juga terlibat dalam proyek-proyek strategis nasional dan internasional. Pengalamannya mencakup posisi penting seperti Kepala KPP Kebijakan Industri ITB, Komisi Penelitian ITB, dan Staf Ahli BAPPENAS. Prof. Sanny, yang juga seorang hafiz Qur’an, dikenal sebagai pakar migas dan pertanian di tingkat Asia.
Di sisi lain, Tu Sop adalah seorang ulama kharismatik yang memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). Dilahirkan di Jeunieb, Bireuen pada tahun 1964, Tu Sop menimba ilmu dari para ulama di Mekkah dan telah mengabdi di berbagai dayah di Aceh. Ia dikenal sebagai sosok yang aktif dalam gerakan sosial, termasuk pembangunan rumah layak huni bagi kaum dhuafa.
Banyak pihak, termasuk Demisioner Ketua Senat Universitas Muhammadiyah Aceh Tajul Fuzari, menilai bahwa pasangan Prof. Sanny dan Tu Sop sangat ideal untuk maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Aceh pada Pilkada 2024. Kombinasi antara teknokrat berpengalaman dan ulama intelektual diharapkan dapat membawa Aceh menuju perubahan yang lebih baik. Tajul menyebut Prof. Sanny sebagai tokoh nasional dengan keterlibatan dalam proyek strategis nasional, sementara Tu Sop adalah tokoh intelektual keagamaan yang diharapkan banyak masyarakat untuk maju dalam pilkada.
Harapan masyarakat Aceh adalah melihat kedua tokoh ini bersanding dalam Pilkada 2024, mengingat Aceh sebagai Serambi Mekah membutuhkan pemimpin yang mampu mengintegrasikan kemajuan teknologi dan nilai-nilai keagamaan.
Sumber: RRI