Asakita.news – Kampus USK – Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh, melalui Program Saweu Gampong Nilam, menurunkan 20 pakar hulu-hilir nilam ke Desa Umong Siribee Lhoong, Aceh Besar pada Sabtu, 29 Juni 2024. Acara ini diikuti sekitar 70 peserta yang terdiri dari petani, penyuling, dan pakar dari ARC USK.
Community development nilam yang dilaksanakan di Sentra Nilam BSI Lhoong ini mencakup empat bidang: pembibitan dan budi daya, penanganan pasca panen dan penyulingan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta kelembagaan petani dan literasi keuangan. Acara dibuka oleh Kepala ARC PUIPT Nilam Aceh USK, Syaifullah Muhammad, dan diisi oleh berbagai pakar termasuk Dr. Elly Kesumawati, Dr. Hendrasyah, Dr. Sulastri, dan lainnya.
Penyuluhan pembibitan dan budi daya serta penyulingan dilaksanakan langsung di kebun percontohan dan unit penyulingan di lokasi Sentra. Peserta diberikan arahan mengenai teknik pembibitan, budidaya, perawatan, panen, pasca panen, hingga penyulingan dengan penekanan pada aspek keamanan dan keselamatan kerja.
Penguatan kelembagaan petani dan literasi keuangan juga diberikan di rumah pembelajaran di lokasi sentra nilam. Dr. Hendrasyah, salah seorang tim ahli ARC, menjelaskan pentingnya kelembagaan organisasi bagi petani nilam. “Kelembagaan dalam organisasi ibarat mesin yang bergerak dengan hati dan niat kebermanfaatan bagi banyak orang,” ujar Hendra.
Ketua Panitia Saweu Gampong Nilam ARC USK, Friesca Erwan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin ARC dalam pembinaan petani dan penyuling nilam di Aceh. “ARC rutin turun ke desa-desa untuk penguatan dan transfer pengetahuan kepada petani dan penyuling nilam. Kami berharap interaksi ini dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani dan menjadi masukan bagi ARC dalam merencanakan program selanjutnya,” jelas Friesca.
Saat ini, iklim usaha nilam semakin membaik dengan peningkatan permintaan minyak nilam internasional. Aceh, melalui ARC, juga telah mampu melakukan purifikasi minyak nilam dan memproduksi berbagai produk inovasi bernilai ekonomi tinggi.
Acara ini juga bertepatan dengan musim durian di Lhoong, Aceh Besar. ARC membeli durian masyarakat dengan nilai jutaan rupiah dan membagikannya kepada seluruh peserta yang hadir. Sebelum kembali ke Banda Aceh, tim ARC USK menyempatkan mampir di kawasan Wisata Pasie Jantang yang terkenal dengan keindahan lautnya dan tradisi tarek pukat dari masyarakat setempat.