Oleh. Abdul Hamid
Saat ini, semakin banyak lulusan perguruan tinggi yang menghadapi kenyataan pahit: menganggur setelah lulus. Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu daerah, tetapi merata di seluruh Indonesia bahkan dunia. Banyak yang beranggapan bahwa memiliki ijazah perguruan tinggi adalah jaminan untuk mendapatkan pekerjaan. Sayangnya, realitas berbicara sebaliknya.
Ijazah Hanya Pengakuan Akademis
Ijazah merupakan bukti sah bahwa seseorang telah menyelesaikan pendidikan formal di tingkat tertentu. Ia adalah pengakuan akademis atas proses belajar yang telah ditempuh, lengkap dengan nilai dan capaian akademik. Namun, ijazah tidak serta-merta menjadi tiket emas menuju pekerjaan impian. Tidak ada satu pun perguruan tinggi di dunia yang menjamin lulusannya akan langsung mendapatkan pekerjaan setelah wisuda. Yang dijanjikan hanyalah sebuah ijazah, tidak lebih dari itu.
Hal ini disebabkan oleh perubahan tuntutan dunia kerja yang semakin dinamis. Perusahaan dan industri saat ini lebih mengutamakan keterampilan praktis dibandingkan sekadar pengakuan akademis. Mereka membutuhkan individu yang tidak hanya paham teori, tetapi mampu mengaplikasikan ilmu tersebut di lapangan.
Keterampilan Menjadi Kunci Utama
Dalam dunia kerja modern, keterampilan atau “skills” menjadi nilai jual utama bagi para pencari kerja. Kemampuan komunikasi, penguasaan teknologi, problem solving, manajemen waktu, dan kolaborasi tim adalah beberapa keterampilan yang banyak dicari oleh perusahaan. Tidak jarang, perusahaan lebih memilih seseorang yang berpengalaman dan memiliki keterampilan khusus dibandingkan dengan lulusan baru yang hanya mengandalkan ijazah.
Misalnya, di bidang teknologi informasi, seorang yang memiliki keterampilan coding atau penguasaan software tertentu akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibandingkan seseorang yang hanya mengandalkan gelar sarjana ilmu komputer tetapi minim pengalaman praktis. Begitu juga di bidang desain, keahlian dalam menggunakan perangkat lunak desain seperti Adobe Photoshop atau CorelDraw menjadi nilai tambah yang signifikan.
Pendidikan Formal vs Keterampilan
Bukan berarti pendidikan formal tidak penting. Ijazah tetap memiliki peran penting sebagai bukti seseorang telah melalui proses pendidikan. Namun, di era modern ini, keterampilan menjadi pelengkap yang wajib dimiliki. Kombinasi antara pendidikan formal dan keterampilan akan memberikan peluang yang jauh lebih besar untuk meraih kesuksesan di dunia kerja.
Lalu, bagaimana cara mendapatkan keterampilan tersebut? Saat ini, akses terhadap pelatihan keterampilan sangat mudah. Banyak kursus online, pelatihan kerja, hingga program magang yang menawarkan keterampilan praktis sesuai kebutuhan industri. Bahkan, banyak di antaranya yang dapat diikuti secara gratis melalui platform digital.
Langkah Nyata Mengasah Keterampilan
Bagi para lulusan baru atau mereka yang masih menempuh pendidikan tinggi, ada beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan untuk mengasah keterampilan:
- Mengikuti Pelatihan atau Kursus – Pilih bidang yang diminati dan relevan dengan jurusan kuliah. Ikuti kursus bersertifikat yang diakui industri.
- Magang atau Kerja Paruh Waktu – Magang di perusahaan akan memberikan pengalaman nyata tentang dunia kerja. Selain itu, keterampilan komunikasi dan kolaborasi tim juga akan terasah.
- Proyek Mandiri atau Freelance – Terlibat dalam proyek mandiri atau menjadi freelancer dapat membantu meningkatkan keterampilan sekaligus membangun portofolio.
- Komunitas dan Networking – Bergabung dalam komunitas sesuai bidang akan memperluas jaringan dan mempertemukan dengan orang-orang yang sudah berpengalaman.
Miliki Keduanya: Ijazah dan Keterampilan
Untuk meraih masa depan gemilang, memiliki ijazah saja tidak cukup. Keterampilan praktis adalah senjata tambahan yang akan membuka lebih banyak peluang. Kombinasi antara keduanya akan memberikan daya saing yang lebih besar di pasar kerja. Oleh karena itu, mahasiswa dan lulusan baru perlu berpikir ke depan: tidak hanya mengejar gelar, tetapi juga mengasah keterampilan.
Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, mereka yang siap dengan keterampilan praktis akan lebih mudah beradaptasi dan bertahan di tengah persaingan. Dengan begitu, mereka tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru dengan keterampilan yang dimiliki.
penulis adalah kepala cabang dinas pendidikan wilayah kabupaten Bireuen