ASAKITA.NEWS. BANDA ACEH – Sekolah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (USK) mengadakan kuliah tamu internasional dengan tema “Multikulturalisme, Identitas Islam, dan Globalis pada Pendidikan Tinggi” di ruang Pascasarjana USK, Senin (4/11/2024).
Narasumber diisi oleh Prof Dr Sukree Langputeh sebagai Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Islam bagian Thailand Selatan, Universitas Fatoni. Ia merupakan mantan Deputi Rektor Universitas Fatoni.
Direktur Sekolah Pascasarjana USK, Prof Dr Hizir dalam rilis.dikirim ke media ini, Rabu (6/11) mengatakan, kegiatan ini merupakan perkembangan dari kunjungan USK pada minggu lalu.
Katanya, USK terdiri dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Sekolah Pascasarjana USK yang diinisiasi oleh Dr Muhammad Aulia MTESOL MA mengunjungi Fakultas Pendidikan Universitas Prince of Songkla di Pattani dan berdiskusi dengan peneliti muslim kelas dunia di sana.
“Relasi antara Pattani Darussalam, Aceh Darussalam dan Brunei Darussalam menjadi sebuah ikatan memori yg seharusnya menjadi dasar bahwa 3 wilayah ini pernah mengalami kejayaan di masa lampau,” ujar Prof Hizir.
Lebih lanjut dijelaskannya, kegiatan ini juga disertai dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara Sekolah Pascasarjana USK dengan Universitas Fatoni.
Kemudian ungkap Prof Hizir, perjanjian pelaksanaan juga dibuat antara Program Studi Doktor Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial dan Universitas Fatoni.
Prof Sukree dalam kuliahnya menekankan, bahwa pentingnya bagi peneliti muslim untuk membangun jejaring dan fokus pada bidang-bidang spesifik seperti teknologi maritim karena ekonomi biru yg sangat menjanjikan di masa sekarang.
“Kerja sama antara Thailand, Indonesia dan Turki sudah berjalan dalam pendidikan teknologi pembuatan kapal-kapal besar, dan saya sudah memilih seorang anak Aceh untuk menjadi bagian dari program besar ini,” ucap Prof Sukree.
Sementara itu, Dr Muhammad Aulia menyampaikan, kuliah tamu internasional ini dihadiri mahasiswa S-1, S-2 dan S-3. Peserta merasa sangat terinspirasi karena substansi dari kegiatan adalah terus mempertahankan identitas Islam di masa globalisasi ini.
Kemudian memanfaatkan identitas itu dengan terus berdikari dan meningkatkan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar.
“Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, Islam akan membawa keberkahan bagi seluruh manusia,” imbuh Aulia.
Ditambahkannya, Prof Sukree kebetulan sedang mengelola sebuah program kerja sama antar tiga negara. (*)