• Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
Selasa, Juli 1, 2025
  • Login
AsaKita News
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
AsaKita News
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
Home Daerah

Pengusaha Sawit Diduga Penyebab Banjir Tahunan di Pidie Jaya, Penegakan Hukum Dinilai Lemah

Redaksi by Redaksi
November 24, 2024 | 15 : 21
in Daerah
0
Keterangan Foto : Foto diambil pada Google Earth pro, setelah banjir surut, lokasi foto tersebut berada di kecamatan Bandar Baru, Kecamatan Meureudu, Kecamatan Meurah dua dan Kecamatan Bandar Dua Dok. LiputanGampongNews

Oplus_131072

1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

AsaKita.Nees, Pidie Jaya – Banjir bandang kembali melanda wilayah Pidie Jaya, membawa dampak signifikan bagi ribuan warga. Hujan deras selama beberapa hari terakhir menyebabkan luapan sungai dan longsor di kawasan perbukitan Glee. Fenomena ini hampir menjadi rutinitas tahunan yang merugikan masyarakat, namun ironisnya, pelaku utama kerusakan lingkungan masih bebas beroperasi.

Sejumlah warga dan aktivis lingkungan menyebut bahwa banjir ini tidak terlepas dari aktivitas perambahan hutan secara masif yang dilakukan oleh oknum pengusaha. Mereka menebang hutan di kawasan Glee untuk membuka lahan perkebunan sawit. Hutan yang seharusnya menjadi pelindung alami dari erosi dan penahan air kini berubah menjadi perkebunan, menyebabkan kerusakan ekosistem yang parah.

Menurut salah seorang warga, banjir ini hanya memberikan “manfaat” bagi segelintir pihak, yaitu pengusaha yang terus mendapatkan keuntungan besar dari sawit. “Kami hanya menerima musibah setiap tahun. Mereka (pengusaha) menikmati hasil sawitnya, tapi kami kehilangan rumah dan ladang,” ujar warga Desa Meureudu yang terdampak banjir.

Seruan untuk Tindakan Konkret

Para aktivis dan masyarakat mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan nyata, termasuk menghentikan aktivitas perambahan hutan, merehabilitasi kawasan hutan yang rusak, dan menegakkan hukum terhadap pelaku penebangan liar. Selain itu, mereka meminta adanya moratorium pembukaan lahan sawit di wilayah rawan bencana.

Banjir Pidie Jaya tahun ini tidak hanya menjadi peringatan, tetapi juga sebuah pengingat akan urgensi kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan untuk menyelamatkan hutan yang tersisa. Jika tidak, masyarakat Pidie Jaya akan terus menjadi korban dari ketidakadilan ekologis ini.

73
Tags: Banjir Pijaypenebang liar
Previous Post

H.M. Jafar Abdullah, Sosok di Balik Kejayaan Restu Record dan Artis Aceh Sejak 90-an

Next Post

Wakil Ketua DPR Aceh Tengah Hamdan, Hadiri Jalan Santai Sosialisasi Pilkada Serentak 2024

Redaksi

Redaksi

Next Post
Wakil Ketua DPR Aceh Tengah Hamdan, Hadiri Jalan Santai Sosialisasi Pilkada Serentak 2024

Wakil Ketua DPR Aceh Tengah Hamdan, Hadiri Jalan Santai Sosialisasi Pilkada Serentak 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In