AsaKita.News, Bireuen – Dalam rangkaian peringatan Hari Guru Nasional di halaman SMKN 1 Bireuen, Kbersamaabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Bireuen, Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd., menyampaikan sejumlah isu strategis yang masih menjadi tantangan utama dalam pendidikan di Aceh.
Setelah bertindak sebagai inspektur upacara dan membacakan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Hamid melanjutkan dengan pertemuan dengan sembuh guru SMKN 1 Bireuen di Aula sekolah dengan paparan mengenai isu-isu penting yang dihadapi dunia pendidikan, khususnya di Aceh. Acara ini dihadiri oleh lebih dari seratus guru dari SMKN 1 Bireuen, kepala sekolah, Kasi Mutu dan Kasi manajemen Cabdin wilayah Bireuen.
Kepala SMKN 1 Bireuen M.Yusuf, S.Pd.MM dalam laporannya, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin memperingati Hari Guru Nasional. Untuk kemeriahan maka isi dengan berbagai kegiatan juga seminar pendidikan.
Hamid memaparkan Delapan Isu Strategis Pendidikan Aceh saat ini yang menjadi tugas kita bersama.
Kedelapan isu strategis utama yang perlu mendapatkan perhatian serius:
1. Kualitas Pendidikan: Standar pendidikan di Aceh masih perlu ditingkatkan, terutama dalam kompetensi guru dan hasil belajar siswa.
2. Akses dan Pemerataan Pendidikan: Banyak daerah terpencil yang masih sulit dijangkau, menyebabkan ketimpangan akses pendidikan.
3. Implementasi Pendidikan Agama dan Kearifan Lokal: Kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dan budaya lokal harus diperkuat.
4. Pendanaan dan Infrastruktur: Kekurangan dana dan fasilitas pendidikan menjadi hambatan besar, terutama di sekolah-sekolah pedesaan.
5. Pengangguran Lulusan: Masih banyak lulusan yang belum terserap di dunia kerja, sehingga perlu diselaraskan dengan kebutuhan pasar.
6. Tantangan Teknologi dan Digitalisasi: Minimnya akses terhadap teknologi dan internet menghambat proses digitalisasi pendidikan
7. Dampak Konflik Masa Lalu: Trauma akibat konflik Aceh masih memengaruhi pola pikir masyarakat dalam mengakses pendidikan.
8. Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah: Kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, terutama di kalangan keluarga miskin, masih perlu ditingkatkan.
Trauma Konflik dan Harapan Perbaikan
“Trauma konflik masa lalu masih menjadi salah satu penghalang dalam mengubah pola pikir masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Kita harus berupaya keras memutus rantai ini agar generasi muda Aceh tidak lagi terhambat oleh masa lalu,” ujar Abdul Hamid.
Ia juga menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi prioritas bersama antara pemerintah dan masyarakat. “Kesadaran kolektif akan pentingnya pendidikan sangat diperlukan, baik dari orang tua, guru, maupun pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya.
Target 2025: Pendidikan Aceh Lebih Baik
Mengakhiri paparannya, Abdul Hamid menyatakan harapan besar terhadap perbaikan pendidikan di Aceh pada tahun 2025. “Kita optimis, melalui kerja sama antara pemerintah, guru, dan masyarakat, berbagai tantangan ini dapat diatasi. Aceh harus menjadi provinsi yang unggul dalam pendidikan, sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang kita junjung tinggi.”
Acara ini diakhiri dengan diskusi bersama para guru untuk menyusun langkah strategis dalam menghadapi tantangan pendidikan di daerah masing-masing.
By. Gureaceh, Semoga bermanfaat