Oleh. Abdul Hamid
Jangan paksakan aku menunduk,
mengulurkan tangan dengan lirih yang meredup,
bukan karena aku tak tahu malu,
tapi karena harga diriku masih membeku.
Aku lahir dari tanah yang subur,
dari peluh nenek moyang yang tak pernah kabur,
bukan untuk menjadi bayang-bayang,
atau sekadar hidup atas belas kasihan orang.
Jangan suruh aku memohon remah,
ketika aku tahu cara menanam arah,
biarkan aku berdiri tegak,
menggapai mimpi meski jalannya retak.
Jangan jadikan aku pengemis kehidupan,
sementara ada cahaya di genggaman,
beri aku ruang untuk berusaha,
bukan sekadar meminta dan tak berdaya.
Karena aku ingin hidup bermartabat,
membangun dunia yang lebih sehat,
bukan bergantung pada belas kasih,
tapi pada kerja yang tak pernah letih.
Jangan paksakan aku menjadi pengemis,
karena di hatiku masih ada harapan yang manis.
Cot Iju, 6 Desember 2024