BANDA ACEH – Asakita.News – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Zulfikar Arse, bersama Ketua Bawaslu RI, Ahmad Bagja, menerima souvenir parfum nilam khas Aceh dalam acara diskusi yang digelar Bawaslu Aceh bersama Korps Alumni HMI (KAHMI) di Cafe Hoco Lambhuk, Banda Aceh, Jumat (22/8/2025).
Souvenir tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Pusat Unggulan Iptek Nilam ARC-Universitas Syiah Kuala (USK), Syaifullah Muhammad, yang juga salah satu Presidium KAHMI Aceh. Penyerahan dilakukan di hadapan sejumlah Presidium KAHMI Aceh, di antaranya Prof. Syamsul Rizal, Zulfikar Lidan, Said Muniruddin, Syarifah Rahmatillah, Fauziah Intan, serta sekitar 40 aktivis KAHMI Aceh lainnya.
Acara diskusi berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Meski serius membahas regulasi dan pengawasan pemilu sebagai pilar demokrasi, forum tersebut tetap diwarnai canda dan tawa khas aktivis HMI.
Koordinator Presidium KAHMI Aceh, Prof. Syamsul Rizal, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas silaturahmi tersebut.
“Selamat datang di Aceh untuk Presidium Majelis Nasional KAHMI Zulfikar Arse dan Ketua Bawaslu RI Ahmad Bagja. Diskusi intelektual adalah tradisi positif HMI dan KAHMI yang harus terus kita pelihara,” ujar Syamsul.
Pada kesempatan itu, Syaifullah Muhammad turut menjelaskan kiprah ARC USK dalam mengembangkan inovasi berbasis komoditas rakyat, khususnya nilam Aceh.
“Hampir 12 tahun kami berjuang mengembangkan teknologi pengolahan nilam Aceh. Alhamdulillah, kerja keras ini mendapat pengakuan nasional melalui Indonesia Innovator Awards 2025 dari BRIN, yang hanya diberikan kepada satu orang di Indonesia, yaitu dosen dari Universitas Syiah Kuala,” ungkap Syaifullah dengan haru, disambut tepuk tangan peserta.
Zulfikar Arse menyambut baik inovasi tersebut. Ia bahkan mengaitkan dengan pengalaman pribadinya membina petani nilam di Pemalang, Jawa Tengah.
“Nilam adalah komoditas ekspor bernilai tinggi. Kita akan sinergikan agar pengalaman inovasi nilam dari Aceh bisa ditularkan untuk petani nilam di daerah lain di Indonesia,” tegasnya.
Menurut data, minyak nilam Indonesia saat ini mendominasi pasar dunia dengan digunakan di 41 negara untuk berbagai kebutuhan industri parfum dan kosmetik.
Zulfikar juga berpesan agar alumni HMI terus berkiprah di tengah masyarakat dengan misi keislaman dan keindonesiaan, meskipun tidak selalu dikenal publik.
“Kita harus tetap menjadi mata air yang bersih dan mengalir dalam kehidupan masyarakat. Tak perlu khawatir tidak terkenal, karena sebagian besar alumni HMI memang berjuang di jalur pengabdian sunyi,” pungkasnya.