Lhoksukon, Asakita.news – SMA Negeri 1 Matangkuli Kabupaten Aceh Utara dipercayakan sebagai penyelenggara Hari Ulang Tahun (HUT) Palang Merah Indonesia (PMI) tahun 2025 di kabupaten setempat.
HUT PMI lazimnya kegiatan upacara dilaksanakan pada markas masing-masing. Namun HUT PMI ke-80 kali ini berbeda, HUT yang diperingati pada tanggal 17 September setiap tahunnya kali ini diminta untuk dilaksanakan di SMA Negeri 1 Matangkuli.
Hal itu disampaikan oleh Ketua PMI Aceh Utara, H Tantawi SIP MAP melalui fungsionarisnya, T. Hasansyah SH kepada media ini, Kamis (18/9/2025).
Katanya, penunjukan SMA Negeri 1 Matangkuli sebagai penyelenggara HUT PMI ke-80 merupakan bentuk apresiasi PMI Aceh Utara atas aktifnya Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah tersebut.
“Kontribusi dan prestasi SMA Negeri 1 Matangkuli dalam PMR Wira begitu nyata di Aceh Utara. Anggota PMR di sekolah ini hampir mencapai 200 orang siswa,” sebut Hasansyah.
Bahkan katanya, jauh lebih besar dari sekolah mana pun di Aceh Utara. Selain juga sekolah ini pernah mewakili Aceh pada Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Nasional PMR tahun 2023 di Bandar Lampung. Alasan tersebut menjadi pertimbangan SMA ini ditunjuk menjadi tuan rumah upacara PMI ke-80.
Ia menyampaikan, upacara HUT PMI ke-80 di sekolah ini berlangsung khidmat dan suasana cukup meriah. Pasukan pengibar bendera merupakan formasi dalam bentuk tulisan PMR dan gerakkan oleh anggota PMR SMA Negeri 1 Matangkuli, begitu juga aubade dan petugas upacara lainnya.
Bahkan katanya lagi, kemeriahaan ditambah dengan atraksi PMR tentang kebencanaan dan kesadaran berlalulintas dengan baik sehingga tidak mengganggu orang lain dan selamat dari bencana.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Kepala SMA Negeri 1 Matangkuli, Khairuddin MPd, dalam amanatnya, ia menyoroti tentang nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi prinsip utama palang merah secara global.
“Kejadian global yang paling memalukan di dunia modern tapi masih ada perlakuan seperti zaman sebelum jahiliyah adalah Genosida oleh Zionist Israel,” ujar Khairuddin.
Sebab, dunia dibuat tak berdaya oleh kekuatan militer dan kesewenang-wenangan antek zionist yaitu Amerika. Sungguh buruk yang dipertontonkan. Perempuan, balita, anak kecil, orang tua tak berdaya, pemuda yang tidak pakai senjata, semua dimusnahkan oleh Israel.
Lalu katanya, dunia hanya bisa mengutuk, sungguh memalukan. Maka apa yang harus dilakukan oleh remaja, teruslah berdo’a sebagai senjata ummat muslim.
“Teruslah berempati sebagai sesama manusia, apa pun agamanya, genosida Israel tidak dapat dibenarkan dan hal paling buruk di dunia yang mengusung kedamaian,” pesan Khairuddin.
Ditambahkannya, terus barakan perlawanan, melalui tulisan, kasih sayang sesama di sekitar. Ingatlah, Red Cross hadir di masa perang untuk menyelamatkan hidup manusia dari kebengisan mesiu. )alu betapa primitifnya pola pikir yang masih saling membunuh.
Khairuddin mengucapkan, selamat Ultah PMI ke-80. Mari jadikan diri sebagai insan yang penuh empati, membangun rasa kemanusiaan tanpa perlu memandang ras, agama dan suku (universalitas) serta menunjukkan kecakapan bukan hanya saat bencana tapi juga pendidikan mitigasi bencana.(*)