Oleh: Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd.
Innalillahi wa innailaihi raaji’un.
Kabar duka menyelimuti Aceh hari ini. Ananda Tezar Azwar, putra dari Bapak Azwar Abubakar dan Ibu Meutia Safrida, berpulang ke rahmatullah di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Sosok muda, cerdas, dan berbakti ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan masyarakat Aceh yang mengenalnya.
Bagi saya pribadi, kabar kepergian Tezar Azwar terasa menyesakkan dada. Ada jejak kebaikan sang ayah—Bapak Azwar Abubakar—yang tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup. Beliau bukan hanya sosok pemimpin, tetapi juga pribadi yang berhati mulia dan penuh perhatian terhadap sesama, termasuk kepada saya yang saat itu bertugas di daerah jauh di ujung barat Aceh.
Kebaikan yang Tak Terbalas
Sekitar dua dekade silam, saya bertugas di Simpang Kiri, Subulussalam, sebuah daerah yang kala itu masih berkembang. Di tengah keterbatasan fasilitas dan akses, saya menjalani tugas sebagai seorang pendidik dengan penuh tanggung jawab. Saat itu, Bapak Azwar Abubakar sudah menjabat sebagai Gubernur Aceh—sosok yang disegani namun tetap sederhana dalam pergaulan.
Kepindahan saya dari daerah tersebut ke tempat tugas yang lebih layak tidak terlepas dari campur tangan beliau. Bagi saya, itu bukan sekadar bantuan administratif, melainkan bentuk kasih dan kepedulian seorang pemimpin terhadap bawahannya. Beliau melihat bukan hanya jabatan, tapi juga kemanusiaan. Dan dari sanalah, perjalanan karier saya terus berkembang hingga hari ini.
Kebaikan itu tidak pernah bisa saya balas, hanya bisa saya kenang dan doakan agar menjadi amal jariyah baginya.
Tezar, Cerminan Ayahnya
Dalam sosok almarhum Tezar Azwar, saya melihat refleksi kuat dari ayahnya—pribadi yang santun, cerdas, dan peduli terhadap masyarakat. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Tezar dikenal luas sebagai wakil rakyat yang bekerja dengan hati. Ia bukan hanya aktif dalam memperjuangkan aspirasi rakyat, tetapi juga dikenal ramah, rendah hati, dan mudah bergaul dengan siapa pun.
Kepergiannya di usia muda menjadi kehilangan besar bagi Aceh. Di tengah banyaknya generasi yang tumbuh dengan orientasi pribadi, Tezar tampil sebagai contoh anak muda yang menggabungkan intelektualitas dengan kepekaan sosial. Ia berbakti kepada kedua orang tua, meneladani keteguhan dan keikhlasan mereka, dan pada saat yang sama berjuang untuk rakyat yang diwakilinya.
Tak Bisa Hadir, Tapi Hati Menyertai
Seandainya saya sedang berada di Aceh, tentu saya merasa wajib hadir melayat ke rumah duka, untuk menyampaikan langsung duka cita dan penghormatan terakhir kepada keluarga besar almarhum. Namun takdir berkata lain. Saat ini saya masih berada di Pulau Jawa, menjalankan sejumlah kegiatan keluarga yang sudah terjadwal. Karena itu, melalui tulisan ini saya ingin menitipkan doa dan rasa hormat terdalam saya kepada keluarga besar Azwar Abubakar.
Semoga keluarga tabah dan sabar menghadapi ujian berat ini. Saya percaya, almarhum Tezar telah menempuh perjalanan hidupnya dengan sebaik-baiknya, mengisi waktunya dengan amal dan karya untuk Aceh. Tulisan sederhana ini menjadi pengganti kehadiran saya secara fisik, namun tidak mengurangi kedalaman doa dan rasa kehilangan yang saya rasakan.
Doa dan Harapan
Selamat jalan, adinda Tezar Azwar Abubakar.
Engkau telah menunaikan tugasmu sebagai anak saleh, pemuda berbakti, dan wakil rakyat yang amanah. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima segala amal ibadahmu, mengampuni dosa-dosamu, dan menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya.
Kepada Bapak Azwar Abubakar dan Ibu Meutia Safrida, saya ikut berduka sedalam-dalamnya. Doa kami semua semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan berat ini. Kepergian Tezar memang meninggalkan luka, namun insya Allah meninggalkan pula warisan kebaikan dan teladan bagi generasi Aceh berikutnya.
Tezar telah pulang. Namun nama dan kebaikannya akan tetap hidup dalam kenangan banyak orang. Karena sesungguhnya, orang baik tidak pernah benar-benar pergi—mereka hanya berpindah tempat, dari dunia yang fana menuju keabadian dalam kasih sayang Allah.
Al-Fatihah untuk ananda Tezar Azwar Abubakar.
Pondok Labu Jakarta Selatan,30/10/2025
			
		    
                                
                                
