AsaKita.News, Banda Aceh – 6 Mei 2025
Sekretaris Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Prof. Ahmad Erani Yustika, menyatakan bahwa inovasi nilam berbasis rakyat yang dikembangkan oleh Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) layak dijadikan model hilirisasi nasional. Pernyataan tersebut disampaikan saat menjadi narasumber dalam Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Hilirisasi Komoditas Nasional Indonesia yang digelar di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Selasa (6/5/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara USK dan Tim Kerja Hilirisasi, menghadirkan lebih dari 150 peserta dari kalangan pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, UMKM, petani, penyuling nilam, serta insan pers.
Selain Prof. Erani, hadir pula dua narasumber lainnya: Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh USK, Dr. Syaifullah Muhammad, dan Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya. Acara dipandu oleh Andi Sinulingga dari Tim Kerja Hilirisasi.
Dalam paparannya, Prof. Erani mengungkapkan apresiasi mendalam terhadap proses panjang inovasi yang telah dilakukan ARC USK dalam pengembangan komoditas nilam.
“Apa yang dilakukan oleh ARC USK adalah cerminan dari intelektual pejuang, di mana ilmu tidak hanya berhenti di ruang akademik, tetapi juga mengalir ke masyarakat, menciptakan nilai tambah dan menggerakkan ekonomi rakyat,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini Satgas Hilirisasi telah memetakan 28 komoditas nasional untuk pengembangan. Namun, sesuai arahan Presiden, pintu tetap terbuka bagi komoditas unggulan lain yang memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi nasional.
“Perjuangan ARC USK dalam membangun ekosistem hilirisasi nilam sangat menginspirasi. Pemerintah akan mendukung upaya ini dengan mendorong peningkatan skala (scaling up) dari proses yang sudah ada,” kata Prof. Erani yang juga merupakan Guru Besar Universitas Brawijaya.
USK sebagai Motor Inovasi Komoditas Unggulan
Rektor USK, Prof. Marwan, dalam sambutannya menekankan pentingnya paradigma baru Perguruan Tinggi Berdampak yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Menurutnya, kampus harus menjadi pusat solusi bagi masyarakat, melampaui fungsi tradisional sebagai tempat belajar.
“Perguruan tinggi harus menghasilkan riset dan inovasi yang menjawab persoalan nyata masyarakat serta mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan,” tegas Prof. Marwan.
Ia menjelaskan bahwa selama satu dekade terakhir, USK telah melakukan pengembangan komoditas unggulan nilam melalui riset dan pendampingan kepada masyarakat. Upaya ini telah memperkuat ekonomi rakyat melalui pendekatan community development dan alih teknologi.
“Kami berharap nilam dapat masuk ke dalam daftar prioritas hilirisasi nasional,” tuturnya.
30 Produk Turunan Nilam Telah Lahir
Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh USK, Dr. Syaifullah Muhammad, memaparkan capaian riset dan inovasi nilam yang telah dilakukan USK, mulai dari hulu hingga hilir. Ia menyebutkan, saat ini ARC telah menghasilkan sekitar 30 produk turunan berbahan dasar nilam yang telah berhasil menembus pasar.
“Inovasi kami mencakup perbaikan rantai pasok dan nilai dalam industri nilam. Selain itu, hasil riset kami juga telah meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional,” jelas Syaifullah.
Ia menegaskan komitmen ARC USK untuk terus mengawal pengembangan industri nilam Indonesia.
“Without commitment we never start, and without consistency we never end. Tanpa komitmen kita tidak akan pernah memulai, dan tanpa konsistensi kita tidak akan pernah menyelesaikan,” pungkas doktor lulusan Curtin University of Technology, Australia itu.
Dukungan Daerah dan Pelaku Usaha
Semiloka ini turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan daerah seperti Kadis Pertanian Aceh Besar, Asisten II Pemkab Simeulue, Kepala Bappeda Aceh Barat, Kadis Kelautan, Perikanan dan Pertanian Lhokseumawe, Asisten II Pemko Banda Aceh, Sekda Nagan Raya, serta sejumlah dekan dan akademisi USK.
Hilirisasi komoditas nilam diyakini membuka peluang besar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjadi model pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal yang berkelanjutan tutupnya.
Laporan gureaceh dari Banda Aceh