ADVERTISEMENT
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
Selasa, November 4, 2025
  • Login
AsaKita.News
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
AsaKita.News
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
Home Nasional

Perjalanan Demi Buah Hati Berlabuh Hati pada Putri Sunda

Redaksi by Redaksi
Oktober 28, 2025 | 15 : 27
in Nasional
0
Perjalanan Demi Buah Hati Berlabuh Hati pada Putri Sunda
1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Abdul Hamid

Rabu, 22 Oktober 2025, pukul 14.45 WIB. Suara deru mesin pesawat Pelita Air memecah keheningan sore di langit Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang.

Di kursi 11E dan 11F, dua penumpang duduk dengan hati penuh haru dan doa. Perjalanan kali ini bukan sekadar menembus jarak Aceh–Banten, tetapi perjalanan cinta orang tua demi menyambut babak baru kehidupan buah hati tercinta.

Kami berangkat menuju Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten — sebuah daerah berhawa sejuk di kaki Gunung Karang.

Di sanalah, putra pertama kami, Afdhalul Ahmar, akan melangsungkan akad nikah dengan gadis pilihannya.

Tiga tahun terakhir, Afdhal menghabiskan waktunya di Pulau Jawa untuk menuntut ilmu. Ia menapaki jalan akademik dengan kesungguhan dan semangat pantang menyerah.

Setelah menamatkan pendidikan sarjananya di Fakultas Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK), ia melanjutkan studi magister di Institut Pertanian Bogor (IPB), bidang Teknik Pertanian dan Biosistem.

Tahun 2025 menjadi momentum bersejarah bagi keluarga kami. Dalam waktu hampir bersamaan, Afdhal menuntaskan dua capaian akademik yang membanggakan: menyandang gelar Magister Teknik (MT) dari IPB dan memperoleh gelar Insinyur (Ir.) dari Institut Teknologi Indonesia (ITI).

Dua lembar ijazah yang ia persembahkan bukan sekadar simbol keberhasilan akademik, melainkan juga wujud pengabdian seorang anak terhadap orang tuanya.

Namun, di balik dua gelar itu, ada “ijazah” lain yang jauh lebih bernilai — yaitu ijazah kehidupan.

Dari bangku kuliah hingga dunia kerja, ia belajar tentang tanggung jawab, kedewasaan, dan cinta yang tulus.

Dan kini, di penghujung perjalanan akademiknya, ia siap menapaki jalan baru sebagai seorang suami.

Tepat tiga hari setelah wisuda gelar insinyurnya, Afdhal akan melangsungkan akad nikah dengan pujaan hatinya, Wilda Rasyida, S.Si., M.Si, putri dari Bapak Suryanata.

Wilda, seorang ilmuwan muda lulusan Sains dari Universitas Islam Negeri Jakarta , adalah sosok yang lembut namun cerdas, pendamping yang sepadan bagi perjalanan hidup putra kami.

Momen ini menjadi rangkaian kebahagiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Setelah bertahun-tahun berjuang di tanah rantau, kini Afdhal bukan hanya membawa pulang ilmu dan gelar, tapi juga membawa “anugerah hati” yang akan menemaninya sepanjang usia.

Sebagai orang tua, kami hanya bisa bersyukur dan berdoa. Setiap tetes keringat, setiap doa di sepertiga malam, dan setiap langkah yang pernah ia ambil kini berbuah manis.

Kami menyadari, tugas orang tua sejatinya bukan hanya mengantar anak hingga gerbang pendidikan, tapi juga mengiringinya hingga ke pelabuhan kehidupannya sendiri — yaitu pernikahan.

Perjalanan menuju Mandalawangi bukan sekadar perjalanan fisik, tapi perjalanan batin.

Ada rasa bangga yang membuncah, ada haru yang menitik, dan ada doa yang tak putus-putus.

Dalam setiap desiran angin sore di ketinggian, terselip harapan agar rumah tangga yang akan dibangun menjadi tempat berlabuh yang penuh kasih dan keberkahan.

Kami berharap, Afdhal dan Wilda akan menjadi pasangan yang saling menguatkan dalam suka dan duka. Semoga keduanya mampu membangun keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah — keluarga yang menebar kebaikan, mendidik generasi dengan cinta, dan selalu menjadikan ilmu serta iman sebagai kompas hidup.

Bagi kami, perjalanan ini adalah puncak dari pengabdian panjang sebagai orang tua.

Tak ada kebahagiaan yang lebih besar selain melihat anak tumbuh menjadi pribadi yang berilmu, berakhlak, dan berani bertanggung jawab atas hidupnya sendiri.

Setelah pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan perjalanan darat dilanjutkan menuju Pandeglang, kami memandang keluar jendela dengan hati tenang.

Jarak ribuan kilometer yang ditempuh hari itu serasa begitu ringan — karena di ujung perjalanan, ada senyum bahagia anak kami menanti.

Selamat menempuh hidup baru, Ir. Afdhalul Ahmar, S.TP., MT dan Wilda Rasyida, S.Si., M.Si.
Semoga langkah kalian selalu dalam lindungan Allah SWT, penuh cinta, berkah, dan kebahagiaan tanpa batas.

Tulisan Ayah untuk bukti catatan sejarah untuk cucu cucu

103
Tags: Putri Sunda
Previous Post

Gubernur Aceh Dorong Universitas Al-Muslim Jadi Pusat Inovasi dan Penggerak SDM Unggul

Next Post

Jabatan Bukan Hadiah, Tapi Amanah: Murthalamuddin Tegaskan Reformasi Pendidikan Aceh Dimulai dari Integritas

Redaksi

Redaksi

Next Post
Jabatan Bukan Hadiah, Tapi Amanah: Murthalamuddin Tegaskan Reformasi Pendidikan Aceh Dimulai dari Integritas

Jabatan Bukan Hadiah, Tapi Amanah: Murthalamuddin Tegaskan Reformasi Pendidikan Aceh Dimulai dari Integritas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADST

  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In