Banda Aceh, AsaKita News — Panglima Sagoe Komite Peralihan Aceh (KPA) Beutong Ateuh Banggalang, Zulkifli, mengecam tindakan sejumlah orang yang mengancam demi mendapatkan proyek di kantor pemerintahan. Ia menilai perilaku tersebut memalukan dan mencoreng marwah perjuangan.
“Tidak ada bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka yang berlaku seperti itu. Cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan tidak boleh terjadi lagi,” tegas Zulkifli di Banda Aceh, Rabu (13/8/2025), menanggapi beredarnya video sekelompok orang yang mengamuk di Kantor Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh.
Menurut Zulkifli, menjaga perdamaian adalah tugas semua pihak pasca-penandatanganan perjanjian damai, termasuk menjaga kehormatan pemerintahan Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem. “Apa yang dilakukan itu jelas mencoreng marwah GAM. Keberhasilan Mualem adalah keberhasilan seluruh rakyat Aceh,” ujarnya.
Ia meminta aparat mengusut tuntas peristiwa tersebut untuk mengetahui motif para pelaku. Namun ia juga mengingatkan, ada kalanya perilaku aparat pemerintah yang mempersulit urusan rakyat dapat memicu kemarahan.
Zulkifli menegaskan, jika benar pelaku adalah anggota KPA, maka itu hanyalah oknum. “KPA tidak pernah mengajarkan atau memerintahkan anggota meminta-minta proyek demi kepentingan pribadi,” katanya.
Selain itu, ia mendesak agar pemerintahan Mualem lebih memperhatikan nasib anak yatim, janda korban konflik, dan mantan kombatan. Menurutnya, banyak dari mereka yang hingga kini belum tersentuh bantuan secara memadai, meski 20 tahun sudah berlalu sejak damai Helsinki.
“Dua dekade perdamaian seharusnya menjadi bahan evaluasi menyeluruh. Apa yang sudah dan belum tercapai sesuai isi Perjanjian Damai Helsinki harus segera dipenuhi,” pungkas Zulkifli.
Sumber laman Facebook Bangsa Aceh