• Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
Minggu, Agustus 24, 2025
  • Login
AsaKita.News
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
AsaKita.News
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
Home Nasional

Padatnya even lokal, nasional dan internasional tentang isu perdamaian pada tahun 2025 menunjukkan kuatnya harapan masyarakat Aceh, nasional dan internasional terhadap kepemimpinan Mualem. 

Redaksi by Redaksi
Agustus 18, 2025 | 14 : 49
in Nasional
0
Padatnya even lokal, nasional dan internasional tentang isu perdamaian pada tahun 2025 menunjukkan kuatnya harapan masyarakat Aceh, nasional dan internasional terhadap kepemimpinan Mualem. 

Muhammad Rizwan H Ali Dosen FISIP Unimal

1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Asakita.news | BANDA ACEH – Padatnya even lokal, nasional dan internasional tentang isu perdamaian pada tahun 2025 menunjukkan kuatnya harapan masyarakat Aceh, nasional dan internasional terhadap kepemimpinan Mualem.

 

Isu perdamaian sempat menjadi isu pinggiran selama hampir satu dekade terakhir. Tidak masuk dalam agenda utama pemerintah Aceh, Jakarta dan pihak internasional. Tahun 2025, kondisinya berubah. Konfigurasi politik mempengaruhi pengarusutamaan isu.

 

Tahun 2025, Mualem mengembalikan isu ini ke panggung utama. Sebuah arus yang penuh harapan. Tantangan utama yang kemudian dihadapi adalah ketika isu perdamaian tidak lagi dilihat dalam formula unistruktural, yaitu absennya perang, tetapi sudah disandingkan dengan isu kesejahteraan secara multistruktural.

 

Bahkan kini, taksonomi perdamaian sudah secara ketat diikat dengan isu kesejahteraan. Sehingga indikator keberhasilan perdamaian dianggap berkembang jika disertai dengan kesejahteraan. Keduanya dilihat sebagai sebuah relasi simbiotik. Bahkan mungkin dalam relasi integralistik, di mana perdamaian dan kesejahteraan adalah sebuah paket yang tidak terpisahkan, bukan hanya relasi simbiotik.

 

Kembalinya isu ini ke panggung utama politik Aceh harus diakui karena faktor Mualem. Tetapi pekerjaan utama Mualem saat ini adalah memaketkan perdamaian dan kesejahteraan sebagai sebuah relasi integralistik. Dua saudara kembar yang tidak terpisahkan.

47
Previous Post

Momentum Kemerdekaan ke-80: Saatnya Pendidikan Bangkit

Next Post

Konferensi Internasional 20 Tahun MoU Helsinki: Refleksi Dua Dekade Perdamaian Aceh

Redaksi

Redaksi

Next Post
Konferensi Internasional 20 Tahun MoU Helsinki: Refleksi Dua Dekade Perdamaian Aceh

Konferensi Internasional 20 Tahun MoU Helsinki: Refleksi Dua Dekade Perdamaian Aceh

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In