• Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, September 6, 2025
  • Login
AsaKita.News
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
No Result
View All Result
AsaKita.News
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita
Home Aceh

Memaknai Hari Pendidikan Daerah Aceh dengan Aksi Nyata untuk Anak Didik

Redaksi by Redaksi
September 3, 2025 | 09 : 23
in Aceh, DISDIK Aceh, KABAR PEMERINTAH ACEH, Pendidikan
0
Memaknai Hari Pendidikan Daerah Aceh dengan Aksi Nyata untuk Anak Didik
1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd.

Setiap tanggal 2 September, masyarakat Aceh memperingati Hari Pendidikan Daerah (Hardikda). Peringatan ini bukan sekadar seremonial tahunan, bukan pula hanya hiling atau renungan semata, melainkan momentum untuk meneladani para tokoh pendidikan terdahulu yang telah meletakkan pondasi peradaban kecerdasan bagi masyarakat Aceh.

Bagi saya, Hardikda harus menjadi pemantik semangat untuk menghadirkan solusi nyata dalam dunia pendidikan. Upacara boleh menjadi simbol penghormatan, tetapi substansi sesungguhnya terletak pada kepedulian kita terhadap anak-anak didik yang masih berjuang dalam keterbatasan.

Anak Broken Home yang Terlupakan

Pemerintah Aceh telah memberi perhatian kepada siswa yatim, piatu, yatim piatu, bahkan siswa miskin melalui program Program Indonesia Pintar (PIP). Namun ada satu kelompok yang sering luput dari perhatian: anak-anak broken home.

Setiap saya datang ke sekolah, kepala sekolah maupun guru selalu menyampaikan keluhan tentang kondisi siswa broken home. Mereka hadir ke sekolah dengan beban mental dan persoalan hidup yang jauh lebih berat daripada usia mereka. Inilah tantangan nyata pendidikan kita hari ini.

Sebagai pejabat pendidikan yang mendapat amanah dari Gubernur Aceh, saya merasa terpanggil untuk memberi perhatian khusus kepada mereka. Sebab, pendidikan bukan hanya soal angka partisipasi sekolah, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga harapan dan mimpi anak-anak agar tidak padam.

Kisah Riska: Bertahan Demi Sekolah

Tahun 2023, saya berjumpa dengan Riska, siswi SMAN 1 Juli. Ia tinggal bersama ibu tiri, dengan jarak rumah ke sekolah sekitar 10 kilometer melewati jalan berbukit. Riska sudah sebulan tidak bersekolah. Setelah saya cek langsung ke rumahnya, ternyata ia tidak punya transportasi. Biasanya ia hanya menumpang mobil sawit atau becak pengangkut.

Namun yang membuat saya terenyuh, meski serba sulit, Riska masih punya keinginan kuat untuk menyelesaikan sekolah. Dengan izin Allah, saya membelikannya satu unit motor bekas. Alhamdulillah, hari ini Riska sudah melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Kisah Cut Dea: Berjalan Kaki 8 Kilometer

Tahun 2024, saya bertemu Cut Dea, siswi SMAN 3 Bireuen. Ia anak pertama dari tiga bersaudara. Sang ibu menderita kanker payudara, adik pertamanya mengalami pembengkakan jantung, sementara sang ayah sudah menikah lagi.

Cut Dea harus membagi waktu antara menjaga nenek di desa lain pada malam hari, lalu berjalan kaki sejauh 8 kilometer ke sekolah pada pagi harinya. Setelah pulang sekolah, ia masih membantu menjaga ibunya. Mendengar kisahnya, saya merasa tidak boleh tinggal diam. Saya belikan satu unit sepeda untuknya. Alhamdulillah, bantuan kecil ini membuat perjalanannya lebih ringan.

Kisah Siswa Simpang Mamplam dan Juli

Masih di tahun 2024, ada seorang siswa di SMAN 1 Simpang Mamplam yang tinggal di dekat pantai. Setiap hari ia berjalan kaki ke sekolah dan selalu datang terlambat. Saya belikan sebuah sepeda untuknya, dan sejak itu ia menjadi siswa yang paling cepat tiba di sekolah.

Lain lagi cerita di SMAN 1 Juli. Pada bulan Ramadhan, saya mengunjungi rumah seorang siswa miskin. Saat berbuka puasa bersama, ia bercerita tentang cita-citanya menjadi seorang Kowad (Korp Wanita Angkatan Darat). Untuk mendukung semangatnya, saya juga membelikan satu unit sepeda.

oplus_32

Sepatu dan Seragam: Hadiah di Hari Pendidikan

Tahun 2025, pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), saya membagikan sepatu untuk siswa miskin di SMAN 1 Samalanga. Dan pada peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke-66, saya kembali memberikan bantuan sederhana: dua pasang sepatu untuk siswa yang sepatunya sudah rusak, sebuah rok untuk siswi, serta baju dan jilbab untuk siswi lainnya. Semua itu hanyalah wujud kecil dari rasa syukur saya atas kepercayaan yang diberikan untuk mengurus pendidikan di Aceh.

Makna Hardikda: Syukur dan Pengabdian

Bagi saya, inilah makna sejati memperingati Hardikda. Bukan sekadar hadir dalam upacara seremonial, tetapi bagaimana kita meneladani perjuangan para tokoh pendidikan Aceh dengan aksi nyata. Kepedulian kecil kepada siswa miskin, yatim, piatu, broken home, dan anak-anak yang terpinggirkan adalah bentuk rasa syukur sekaligus tanggung jawab atas amanah yang diberikan.

Saya percaya, pendidikan adalah investasi terbesar untuk masa depan Aceh. Maka, jika setiap pejabat, guru, orang tua, dan masyarakat mengambil peran sesuai kemampuan masing-masing, tidak ada satu pun anak Aceh yang akan kehilangan haknya untuk bermimpi dan menggapai cita-cita.

Hari Pendidikan Daerah ke-66 harus kita maknai sebagai momentum kebangkitan. Semoga Allah SWT terus meridhoi setiap ikhtiar kecil kita dalam menjaga asa dan masa depan generasi penerus Aceh.

Penulis adalah Kacabdin Bireuen

295
Tags: Gubernur AcehMemaknai hardikdapajabat pendidikan
Previous Post

Gubernur Mualem Ingatkan TPID Antisipasi Inflasi di Bulan Maulid

Next Post

Bertemu Kapolda Aceh, Haji Uma Sampaikan Laporan Masyarakat Terkait Perambahan Hutan dan TPPO

Redaksi

Redaksi

Next Post
Bertemu Kapolda Aceh, Haji Uma Sampaikan Laporan Masyarakat Terkait Perambahan Hutan dan TPPO

Bertemu Kapolda Aceh, Haji Uma Sampaikan Laporan Masyarakat Terkait Perambahan Hutan dan TPPO

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADST

  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pariwara
  • Siswa Menulis
  • Suara Guru
  • Suara Kita

Hak Cipta Asakita.news © 2024 MUSTAKIM

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In