AsaKitanews|BANDA ACEH – Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh (PPA), Prof. Adjunct Dr. Marniati, S.E., M.Kes., menegaskan bahwa Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki yang telah berusia 20 tahun harus benar-benar diwujudkan sebagai simbol keadilan dan harapan nyata bagi rakyat Aceh. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri peringatan 20 tahun MoU Helsinki yang dihadiri tokoh-tokoh Aceh, tokoh nasional, serta para duta besar dari berbagai negara.
Dalam acara tersebut, Prof. Marniati yang merupakan salah satu ketua umum perempuan partai lokal Aceh mendapat sambutan hangat dari panitia dan para tamu undangan. Keramahannya membuat ia mudah berbaur dengan para duta besar dan peserta acara, mencerminkan sosok pemimpin yang komunikatif dan terbuka terhadap semua kalangan.
Prof. Marniati menegaskan, keadilan yang dimaksud tidak hanya menyangkut aspek hukum dan hak asasi manusia, tetapi juga mencakup keadilan ekonomi yang mampu memberikan harapan hidup lebih baik bagi masyarakat Aceh. “Setelah 20 tahun penandatanganan MoU Helsinki, kita harus memastikan bahwa rakyat Aceh merasakan manfaatnya secara nyata,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa selama dua dekade perjalanan MoU ini, masih banyak harapan masyarakat yang belum terwujud. Bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial masih menyisakan pekerjaan rumah besar, di mana pemenuhan hak-hak dasar rakyat belum sepenuhnya merata. Prof. Marniati menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang timpang serta tingginya angka kemiskinan menjadi tantangan serius yang harus diatasi bersama.
Menurutnya, akses pendidikan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu masih menjadi persoalan mendasar. Padahal, pendidikan adalah senjata utama untuk memutus rantai kemiskinan dan membuka jalan menuju kesejahteraan yang berkelanjutan. “Jika pendidikan terjamin, maka generasi Aceh ke depan akan lebih berdaya dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.
Prof. Marniati juga mengingatkan pentingnya menjaga dan merawat perdamaian yang lahir dari MoU Helsinki. Ia mengajak seluruh rakyat Aceh untuk berperan aktif mempertahankan kesepakatan bersejarah ini, agar tetap menjadi landasan kokoh bagi pembangunan Aceh yang damai dan bermartabat.
Selain itu, ia menyerukan agar seluruh partai politik lokal di Aceh bersatu padu dalam memperjuangkan kepentingan daerah. Menurutnya, solidaritas partai lokal sangat penting untuk menyuarakan aspirasi rakyat Aceh baik kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. “Partai lokal adalah wadah perjuangan rakyat Aceh, jangan sampai tercerai-berai,” ungkapnya.
Mengakhiri pernyataannya, Ketua PPA menegaskan bahwa peringatan 20 tahun MoU Helsinki harus menjadi momentum refleksi sekaligus aksi nyata. Ia berharap seluruh pihak mampu bergerak bersama demi terwujudnya Aceh yang adil, sejahtera, dan bermartabat sesuai amanat kesepakatan damai yang diperjuangkan para pendahulu.