Aceh Barat Daya – Usia boleh bertambah, tapi semangat pengabdian tak pernah lekang dimakan waktu. Itulah kesan yang melekat pada sosok Nasrul, pria kelahiran Aceh Tengah, 1 Agustus 1967, yang kini memasuki masa purnabakti setelah puluhan tahun mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang pendidikan.
Nasrul dikenal sebagai figur santun, murah senyum, dan humoris. Ia mampu menjalin keakraban dengan semua kalangan, baik bawahan, rekan kerja, maupun masyarakat. Karakternya yang bersahaja membuatnya disegani sekaligus dirindukan saat masa pensiun tiba.
Dari Guru Kecil ke Jabatan Strategis
Karier panjangnya dimulai dari ruang kelas. Tahun 1993–1997, Nasrul mengajar di SMA Kutapanjang, Gayo Lues. Dari papan tulis sederhana, ia menyalakan api pengetahuan bagi anak-anak pedalaman.
Tahun 1998, jalan pengabdiannya berlanjut saat ia dipercaya menjadi Kepala SMP 4 Blangkejeren (kini SMP 1 Pining). Di sinilah ia mengasah kepemimpinan dengan membangun kultur sekolah yang bersahabat namun disiplin.
Meniti Tangga Birokrasi
Dedikasinya membawa Nasrul ke jajaran struktural. Tahun 2002, ia masuk ke Dinas Pendidikan Aceh Tenggara (Agara) sebagai Kasi Data, lalu dipercaya menjadi Kabag TU (2004–2007). Ketekunannya dalam administrasi menjadikan ia sosok yang diandalkan.
Langkahnya semakin mantap saat menduduki jabatan Kabid Dikdas Disdik Agara (2008–2009), kemudian Kabid Program (2010–2012). Tahun 2013–2014, ia naik menjadi Sekretaris Disdik Agara, sebuah posisi strategis yang menuntut kecermatan dalam mengatur roda pendidikan daerah.
Menembus Level Provinsi
Kariernya mencapai puncak saat dipercaya sebagai Kabid Dikdas Disdik Aceh tahun 2015, lalu Sekretaris Disdik Aceh pada 2016. Ini adalah puncak kepercayaan dari pemerintah provinsi, yang menandakan kiprahnya tak lagi sebatas lingkup kabupaten, tetapi turut memberi warna dalam kebijakan pendidikan Aceh.
Kembali ke Daerah
Meski sudah merasakan jabatan elit di tingkat provinsi, Nasrul tidak kehilangan jejak akar. Tahun 2017–2018, ia kembali ke Dinas Pendidikan Aceh Tenggara sebagai staf. Tahun 2019–2021, ia menjabat Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Gayo Lues, lalu memasuki babak terakhir pengabdiannya sebagai Kacabdin Abdya (2022–2025).
Pensiun yang Dikenang
Setelah lebih dari tiga dekade berkarier, kini Nasrul resmi menyandang status pensiunan. Namun, jejak pengabdian panjangnya meninggalkan kesan mendalam. Ia bukan sekadar pejabat, tetapi juga sahabat bagi banyak orang yang pernah bekerja bersamanya.
Bagi dunia pendidikan Aceh, perjalanan Nasrul adalah cermin pengabdian tanpa henti. Dari guru desa hingga pejabat provinsi, dari ruang kelas sederhana hingga ruang rapat kebijakan, semua ia jalani dengan senyum dan kerendahan hati.
Kini, di usia 58 tahun, Nasrul menutup lembaran tugas birokrasi dengan tenang. Ia mewariskan teladan: bahwa pengabdian bukan soal jabatan, melainkan ketulusan hati untuk mendidik dan melayani.
Tulisan Abdul Hamid Kacabdin Bireuen, teman akrabnya Nasrul.