Jakarta — Asakita.news | Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem) melakukan audiensi strategis dengan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Yang Mulia Abdulla Salem Al Dhaheri, bersama para duta besar negara-negara Timur Tengah lainnya. Pertemuan ini berlangsung di Emirati House, Jakarta, pada Sabtu (5/7/2025), membahas peluang investasi di Aceh.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Mualem memaparkan potensi besar Aceh di berbagai sektor, mulai dari energi, pariwisata halal, perikanan, hingga pertanian organik. Ia menekankan kesiapan Aceh sebagai daerah yang ramah investasi dan terbuka terhadap kemitraan dengan negara-negara Timur Tengah.
“Pemerintah Aceh menyambut baik kerja sama yang konstruktif dengan Uni Emirat Arab dan negara sahabat lainnya. Kami ingin menjadikan Aceh sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan barat Indonesia,” ujar Mualem.
Menurut Mualem, Aceh memiliki keunggulan geografis dan historis yang kuat dalam hubungan dengan dunia Islam, termasuk dengan negara-negara Arab. Hal ini, katanya, menjadi pondasi penting dalam mempererat kemitraan strategis antarbangsa.
Sementara itu, Dubes UEA, Abdulla Salem Al Dhaheri menyambut baik inisiatif dari Gubernur Aceh. Ia mengaku tertarik dengan peluang investasi di Aceh, terutama di sektor energi terbarukan dan pengembangan kawasan industri halal.
“Kami melihat Aceh sebagai wilayah yang memiliki sejarah kuat dan potensi besar untuk berkembang. Pemerintah dan investor dari UEA terbuka untuk menjajaki kerja sama yang saling menguntungkan,” ungkap Abdulla.
Dalam kesempatan yang sama, hadir pula sejumlah duta besar dari negara Timur Tengah lainnya seperti Arab Saudi, Qatar, Bahrain, dan Oman. Mereka menyampaikan ketertarikan terhadap visi pembangunan Aceh di bawah kepemimpinan Mualem.
Audiensi ini juga menjadi momentum penting untuk membangun kepercayaan dan diplomasi ekonomi antara Aceh dan kawasan Timur Tengah. Pemerintah Aceh berharap dari pertemuan ini akan lahir berbagai bentuk investasi nyata yang mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Aceh.
Rangkaian pertemuan ini ditutup dengan penyerahan cendera mata khas Aceh dan jamuan makan siang yang diisi dengan kuliner tradisional Aceh, menandakan semangat persahabatan dan kerja sama antarbangsa.
Reporter: Tim Redaksi
Editor: Gureaceh
Media Asakita