Oleh. Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd
“Majelis Pendidikan bukan sekadar formalitas. Kehadirannya harus diisi pendidik agar kebijakan tidak salah arah dan masa depan anak Pidie terselamatkan”
Tulisan ini ada 3 bagian, pertama Saya mencoba menjelaskan sejarah pendidikan Pidie yang dikenal dengan tradisi keilmuan. Kedua Peran Bupati Pidie dan ketiga Penutup. Ini hanya perspektif pikiran saya.
Pidie memiliki sejarah panjang sebagai daerah yang dikenal dengan tradisi keilmuan, melahirkan ulama, guru, dan cendekiawan yang berkontribusi besar bagi Aceh dan Indonesia. Namun, di tengah tantangan zaman, wajah pendidikan Pidie kini menghadapi situasi yang tidak mudah. Dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan pendidikan di daerah ini, salah satunya melalui peran Majelis Pendidikan Daerah (MPD).
Beberapa waktu lalu, salah seorang calon anggota majelis mengikuti proses penjaringan panitia. Langkah ini patut diapresiasi, sebab masih ada orang-orang yang memiliki kemauan untuk memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan Pidie. Kehadiran sosok seperti ini menunjukkan bahwa harapan untuk membangun pendidikan belum padam.
Majelis Pendidikan Harus Diisi Oleh Guru
Majelis Pendidikan bukan sekadar formalitas birokrasi, melainkan wadah penting untuk merumuskan arah kebijakan pendidikan daerah. Karena itu, posisi strategis ini harus diisi oleh orang yang benar-benar paham dunia pendidikan.
Siapa lagi kalau bukan guru?
Guru, baik yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas, adalah sosok yang paling memahami dinamika pendidikan. Mereka tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki pengalaman langsung dalam membimbing peserta didik, menghadapi keterbatasan, serta menemukan solusi di lapangan.
Dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, para pendidik sejatinya mampu memberi kontribusi besar bagi kemajuan pendidikan Pidie. Jangan sampai kursi MPD justru diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan, karena risikonya besar: kebijakan yang diambil bisa jauh dari kebutuhan riil sekolah, guru, dan peserta didik.
Peran Bupati Pidie
Di sinilah pentingnya peran Bupati Pidie, Abu Sarjani, sebagai pemegang kebijakan tertinggi di daerah. Bupati harus memberi ruang bagi para pendidik untuk menyampaikan gagasan, kritik, dan masukan demi perbaikan mutu pendidikan.
Kebijakan pendidikan tidak boleh lahir dari bisikan yang salah. Bila orang yang ditempatkan dalam MPD keliru, maka arah kebijakan juga akan keliru. Sebaliknya, bila yang dibisikkan adalah saran-saran konstruktif dari pendidik, maka keputusan yang diambil kepala daerah akan membawa kemajuan.
Sebagai pemimpin yang sudah berpengalaman menjalani periode pertama, Abu Sarjani tentu sudah sangat memahami mana suara yang tulus ingin memajukan Pidie, dan mana sekadar bisikan penjilat yang hanya mengejar jabatan. Di periode keduanya ini, masyarakat berharap beliau lebih bijak dan selektif dalam mendengar aspirasi.
Saatnya Bangkitkan Semangat Pendidik
Pendidikan Pidie tidak boleh terus terpuruk. Semua pihak, terutama pemerintah daerah, harus mampu membangunkan kembali semangat juang para pendidik. Guru-guru yang berdedikasi tinggi perlu diberi penghargaan dan ruang berpartisipasi dalam kebijakan.
Pidie akan bangkit bila pendidikan dikelola dengan serius. Anak-anak didik harus disiapkan bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter, berakhlak, dan siap bersaing di era global. Semua itu akan tercapai bila majelis pendidikan benar-benar menjadi wadah yang profesional dan independen, bukan sekadar tempat pembagian jabatan.
Penutup
Harapan masyarakat Pidie sederhana: selamatkan pendidikan dari keterpurukan, dan kembalikan kejayaan pendidikan yang pernah ada. Bupati bersama MPD harus menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama, bukan hanya program sampingan.
Dengan menempatkan orang yang tepat di posisi strategis, mendengar masukan dari guru dan praktisi pendidikan, serta menghindari jebakan politik praktis, Pidie akan mampu melahirkan generasi emas yang membawa daerah ini lebih maju.
Inilah saatnya kita semua, terutama para pemangku kebijakan, bekerja tulus demi masa depan pendidikan Pidie yang kita cintai.
Penulis, Kacabdin Bireuen dan lama sebagai Guru dan Pejabat pendidikan di Pidie.