“terowongan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran teknologi tinggi bagi generasi muda Aceh, khususnya mahasiswa teknik sipil”
Asakita.news| Banda Aceh – Pemerintah Aceh mengambil langkah strategis awal dengan menggelar rapat koordinasi bersama Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan melalui Zoom Meeting pada Kamis (25/9/2025). Pertemuan ini menjadi tindak lanjut atas surat Gubernur Aceh nomor 600.1/8816 yang mengusulkan pembangunan terowongan Geurutee sebagai prioritas penanganan infrastruktur di Aceh.
Dalam rapat tersebut, Pemerintah Aceh diwakili oleh Kepala Dinas PUPR Aceh, Ir. Mawardi, ST, yang memaparkan urgensi pembangunan terowongan di segmen Gunung Paro, Kulu, dan Geurute. Ia menegaskan bahwa ruas Jalan Nasional Banda Aceh–Calang (N.027) merupakan jalur vital lintas barat–selatan Aceh yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan sembilan kabupaten/kota hingga menuju Sumatera Utara.
Mawardi menambahkan, kondisi jalan saat ini masih sangat berisiko. Selain sempit dan berliku, jalur Geurutee juga rawan kecelakaan karena tanjakan dan turunan curam di sisi tebing dan jurang yang berbatasan langsung dengan laut dalam. Tingginya curah hujan juga membuat jalan ini kerap dilanda longsor, sehingga memperlambat arus transportasi dan menurunkan efektivitas konektivitas.
Rapat koordinasi yang dipimpin Kemenko Infrastruktur ini turut dihadiri perwakilan Bappenas, Kementerian PUPR, BPJN Aceh, Bappeda Aceh, dan Dinas PUPR Aceh. Kepala Bappeda Aceh, DR. Husnan, menyampaikan bahwa teknologi pembangunan terowongan bukanlah hal baru. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia dan negara lain sudah banyak diaplikasikan. Karena itu, pembangunan terowongan Geurutee dinilai sangat mungkin direalisasikan.
Menurut Husnan, terowongan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran teknologi tinggi bagi generasi muda Aceh, khususnya mahasiswa teknik sipil. “Ini akan menjadi momentum penting bagi Aceh untuk masuk dalam era pembangunan infrastruktur modern,” ujarnya.
Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, di antaranya penyusunan kajian lanjutan pembangunan terowongan Geurutee, pembentukan tim kecil dengan PIC dari masing-masing instansi, serta dukungan penuh untuk menjadikan proyek ini bagian dari program prioritas nasional.
Kesepakatan ini sekaligus menjadi dukungan nyata terhadap astacita Presiden Prabowo yang menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi rakyat. Dengan demikian, terowongan Geurutee bukan hanya solusi transportasi, tetapi juga simbol kemajuan Aceh menuju masa depan yang lebih terhubung dan sejahtera.