Asakita.news | BANDA ACEH – Anggota DPR Aceh, Salmawati atau yang akrab disapa Bunda Salma, S.E., M.M., menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan aspirasi perempuan, khususnya mereka yang menjadi korban konflik. Menurutnya, suara dan kebutuhan perempuan Aceh pasca-konflik harus diperjuangkan melalui berbagai program pemberdayaan, mulai dari pengembangan UMKM, pelatihan keterampilan, hingga dukungan nyata untuk meningkatkan taraf hidup.
Bunda Salma menilai, peringatan dua dekade damai Aceh merupakan momentum penting untuk merefleksikan perjalanan perdamaian sekaligus menatap masa depan dengan optimisme. “Dua puluh tahun damai adalah kesempatan emas untuk bangkit dari ketertinggalan. Perempuan korban konflik harus diberi ruang yang luas agar mampu berdiri sejajar dan berdaya di tengah masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa aspirasi perempuan korban konflik bukan hanya soal bantuan sesaat, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk program berkelanjutan. Hal ini mencakup penguatan ekonomi keluarga, akses pendidikan, serta peningkatan kapasitas agar perempuan Aceh mampu mandiri dan berperan dalam pembangunan daerah.
“Kami selaku wakil rakyat akan memperjuangkannya dengan serius. Suara perempuan, khususnya yang terdampak konflik, adalah bagian penting dari pembangunan Aceh. Dengan dukungan semua pihak, kita bisa memastikan perdamaian tidak hanya dinikmati secara simbolis, tetapi juga dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat,” tegas Bunda Salma.