AsaKita.News, Darussalam – Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Marwan, mempresentasikan Social Innovation (Inovasi Sosial) yang dilakukan USK dalam 10 tahun terakhir untuk komoditas unggulan nasional Nilam Aceh (Jum’at, 23 Mei 2025). Presentasi hulu-hilir nilam dalam Seminar dan Loka Karya (Semiloka) Nasional tersebut menjabarkan bagaimana inovasi sosial dengan pendekatan inklusif dan berbasis iptek dilakukan oleh USK. Inovasi sosial tersebut juga dilakukan secara sinergi penta helix plus dengan Perguruan Tinggi, Pemerintah, Dunia Usaha, Masyarakat dan Media, plus lembaga keuangan, serta manajemen logistik dan transportasi.
Rektor Marwan dalam paparannya menyampaikan secara konprehensif sejarah nilam di Indonesia hingga berbagai terobosan yang dilakukan USK dalam lebih 10 tahun terakhir. Inovasi dilakukan mulai pembibitan, budidaya, penyulingan, pemurnian, formulasi produk turunan, branding, marketing, transfer iptek, community development, penerapan teknologi zero waste dan circular economy hingga ekspor nilam ke Perancis langsung dari Banda Aceh ke Paris menggunakan Maskapai Penerbangan Nasional Garuda Indonesia.
Terkait Gerakan Banda Aceh Kota Parfum Indonesia, Rektor juga mengajak semua komponen masyarakat untk bersama-sama membentuk ekosistem yang konpresensif hulu-hilir agar daya gerak positif ekonomi, sosial dan lingkungan bjsa berkelanjutan.
“USK siap bekerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh, melakukan transfer iptek dan pendampingan bagi segenap stake holder khususnya petani dan penyuling nilam, anak muda kreatif dan UMKM dalam membangun Kota Parfum” jelas Marwan.
“Pengalaman lebih 10 tahun yang dilakukan USK dalam riset, inovasi dan hilirisasi nilam, dapat menjadi acuan agar secara bersama kita rencanakan program dan implementasinya agar memiliki daya gerak positif untuk ekonomi masyarakat” tegas Rektor lebih lanjut
“Kita berharap inisiasi bagus dari Pemko Banda Aceh akan mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat, khususnya dari Satgas Hilirisasi dan kementrian terkait seperti Kemenekraf, Kementan, Perinsustrian, Perdagangan serta kementeian dan lembaga lainnya” tutup Marwan.
Sementara itu Walikota Banda Aceh Illiza Sa’adudin Djamal salam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas kegiatan Semiloka Nasional ini, sebagai bagian dari ajakan untuk berbagai komunitas terlibat dalam gerakan Banda Aceh Kota Parfum Indonesia. Gerakan ini menurut Illiza mendapatkan penguatan dari warisan nilam Aceh yang sejak lama telah digunakan sebagai bahan baku parfum di manca negara terutama Perancis.
“Kita memiliki nilam yang terbaik di dunia. Digunakan di Perancis sebagai bahan baku parfum. Kini saatnya kita kembangkan parfum sendiri di Kota Banda Aceh. Kita bekerjasama dengan ARC-USK untuk penerapan tdknologinya” jelas Illiza.
“Selain ini kita juga memiliki harum dari bunga warisan Aceh yaitu bungong jeumpa dan seulanga. Kita akan kembangkan taman-taman tematik atsiri untuk mendukung Banda Aceh sebagai kota parfum” lanjut Illiza.
“Selain itu kita juga akan berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama dari kementrian dan pemerintah daerah lainnya, agar hulu-hilir Banda Aceh Kota Parfum semakin berkembang” tutup Illiza.
Walikota juga menyampaikan keinginannya untuk membangun tugu Banda Aceh Kota Parfum Indonesia di lokasi strategis di dalam Kota Banda Aceh.
Semiloka Nasional dalam rangka Road to Launching Banda Aceh Kota Parfum Indonesia juga menghadirkan nara sumber lain yaitu Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya dan Dessy Ruhati, Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif. Tampil sebagai moderator Semiloka Syaifullah Muhammad, Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala.
Semiloka nasional Road to Launching Banda Aceh Kota Parfum Indonesia yg dilaksanakam di Lantai 8 Gedung Landmark BSI ini selanjutnya diikuti oleh Launching Produk Parfum nilam milik Pemko Banda Aceh pada malam harinya dengan merk Tarina di Taman Sari Banda Aceh bersamaan dengan peringatan 820 Tahun kelahiran Kota Banda Aceh.
