AsaKita.News, Jakarta – Konsumsi beras di Indonesia masih sangat tinggi, tercatat mencapai 136 kilogram per kapita per tahun. Padahal, idealnya konsumsi beras hanya sekitar 45 kilogram per kapita per tahun. Hal ini menunjukkan ketergantungan yang sangat besar terhadap beras sebagai sumber karbohidrat utama.
Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pemerintah didorong untuk memperkuat program diversifikasi pangan yang telah dicanangkan sejak era Presiden Soeharto pada tahun 1990. Dalam salah satu pernyataannya, Presiden Soeharto menganjurkan masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi pangan non-beras seperti sayur, ikan, daging, dan buah-buahan.
Diversifikasi pangan bertujuan untuk memperluas sumber karbohidrat masyarakat, tidak hanya dari beras, tetapi juga dari pangan lokal seperti jagung, ubi, singkong, sagu, dan lainnya. Dengan pola konsumsi yang lebih beragam, ketahanan pangan nasional diharapkan menjadi lebih kuat dan stabil.
Negara-negara seperti India, China, Malaysia, Jepang, dan Australia telah sukses menjalankan program diversifikasi pangan. Mereka berhasil menyeimbangkan konsumsi masyarakat dengan memanfaatkan sumber pangan lokal yang melimpah dan bergizi.
Sementara itu, Indonesia dinilai masih tertinggal dalam hal ini. Ketergantungan terhadap beras masih tinggi dan menjadi tantangan tersendiri dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. Berbagai kampanye konsumsi pangan lokal sudah sering dilakukan, namun belum sepenuhnya mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat.
Langkah konkret diperlukan untuk menyukseskan diversifikasi pangan, seperti memperkuat edukasi kepada masyarakat, mendorong produksi pangan lokal, memberikan insentif kepada petani non-beras, serta mengembangkan industri olahan dari bahan pangan lokal.
Pemerintah, melalui kementerian terkait, diharapkan dapat memperkuat kembali komitmen diversifikasi pangan agar konsumsi beras dapat ditekan, dan masyarakat bisa mendapatkan asupan gizi yang lebih seimbang dan beragam. Diversifikasi pangan bukan hanya soal gizi, tapi juga menjadi fondasi penting dalam membangun kemandirian dan kedaulatan pangan nasional.
Semoga Narasi yang mengangkat pentingnya diversifikasi pangan sebagai solusi ketahanan pangan nasional ada manfaat bagi pembaca